Sederhana? Iya.
Sulit? Mungkin akan.
Pasti akan terasa berat saat sesuatu itu pergi atau diambil dari kita, karena kita telah terbiasa dengan keberadaannya, dengan ketersediaannya, dengan segala yang berhubungan dengan hal tersebut ketika ia ada. Saat hal tersebut pergi, pasti akan terasa. Terasa suatu kehilangan, terasa sesuatu yang biasa ada namun sekarang tidak. Sebagian orang mungkin akan sedih, sedih yang sementara, atau sebagian orang akan sedih yang berkepanjangan. Saya pribadi mungkin sekarang masih tergolong dalam orang yang sedih berkepanjangan, terbawa perasaan, mood buyar, dan yang paling merusak ialah 'over thinking'. Kalau udah begini biasanya fokus terhadap hal lain juga akan rusak.
Contoh simplenya, seorang anak yang terbiasa dengan fasilitas yang cukup berada, namun tiba-tiba karena keadaan, fasilitas tersebut hilang, ia pasti akan merasakan 'daily shock". Mungkin terasa sepele, namun apa yang kita tau terhadap hal yang ia rasa? bagaimana prosesnya secara mentally? mungkin bagi ia itu tidak akan terasa ringan dan biasa-biasa saja.
Tidak apa-apa jika kita terjatuh, tidak apa-apa jika kita mundur beberapa langkah, tidak apa-apa jika kita hanya berjalan ditempat, tidak apa-apa jika itu untuk sementara. Setiap orang butuh "take a little time". Segala halnya butuh proses, segala halnya butuh belajar.
Dan untuk menghadapi hal-hal yang seperti ini, saya belajar mengenai suatu hal. Saya belajar mengenai sesuatu yang disebut "ikhlas". Mungkin tidak mudah, tapi saya belajar. Mungkin tidak berhasil dalam waktu yang singkat, tapi saya mencoba. Karna saya belajar, ikhlas membuang ego kita untuk melihat orang lain bahagia, sepertinya akan sangat baik bagi sumber kebahagiaan untuk diri kita sendiri. Singkatnya,
"kita akan bahagia jika bisa membuat orang lain bahagia, meskipun kita harus mengalah",
jika hal itu untuk hal yang baik, saya akan berusaha. Dan untuk Allah, saya hanya meminta agar terus diberi kekuatan membuat orang lain bahagia dan memiliki lebih dari cukup stock keikhlasan yang tidak terbatas. Karena mungkin, ikhlas-lah yang menjadi sumber kekuatan kita untuk bisa terus bahagia dan tersenyum.