Berhubung mood nulis lagi bagus dan beberapa kali kepikiran tentang pertanyaan 'kenapa harus kurus?', Jadilah pengen ditulis di blog. But, anyway tulisan ini bukan ngebahas tentang penelitian tentang berat badan atau penelitian-penelitian lainnya. Tulisan ini cuma what i am thingking about.
Siapa yang gak pernah punya masalah dengan berat badan? mungkin sebagian orang memang gak punya dan atau gak pernah terlalu mikir soal berat badan, tapi sebagian lainnya? berat badan bagi mereka termasuk ke kelompok masalah 'worried' bahkan ada yang so worried. Especially, bagi perempuan, and people nowadays which is perempuan dan laki-laki yang "perduli" dengan angka berat badan mereka (*terbukti dari tempat nge-gym yang makin banyak dan rame), obat diet yang beraneka ragam, dan cara ataupun suplemen ini dan itu. Dari yang instan sampe yang butuh proses, dari yang sementara sampe yang jangka panjang, dari murah sampe yang mahal.
Entah siapa yang pertama kali membuat stigma "kurus itu bagus", atau bagi yang populer dikalangan perempuan "cantik itu kurus" atau yang lebih parahnya pernah denger jawaban "kenapa mau kurus? karna kurus itu sehat". kalau bisa nyisipin emot poker face, pasti saya sisipin. Stigma itu terus berkembang dan makin kuat dimasyarakat diikuti dengan iklan-iklan susu diet, obat diet and etc. di berbagai media, Belum lagi foto-foto model dan artis di billboard, baliho, majalah atau sosmed, karna masyarakat terbiasa ngeliat, terbentuklah stigma "kurus" ini. Orang-orang berbondong pengen kurus, cewek-cewek rela gak makan biar kurus, para wanita ikut program diet ini dan itu biar kurus. Bagus kalau kurusnya untuk sehat dengan cara yang sehat. Sebagian pengen kurus biar dibilang cantik dan badannya bagus. Sampe pas ke gramed ketemu buku dengan judul 'Cantik itu ejaannya bukan K.U.R.U.S. yeah, people nowadays.
Saya pribadi gak setuju dengan hampir semua stigma tersebut. Kurus bukan berarti cantik atau sehat, dan Gemuk bukan berarti tidak cantik dan sehat juga. Alhamdulillah saya diberikan rezeki badan yang tidak terlalu berisi, dengan mood dan nafsu makan yang fluktuatif naik dan turun secara drastis, berat badan saya terus turun dari masa-masa kuliah, yah walaupun semuanya masih masuk dalam kelompok ideal pada tabel tinggi dan berat badan. Kemudian, kenapa saya lebih suka kurus?
Sedari kecil hingga kuliah saya tergolong anak yang cuek, sehingga tidak perduli berat badan karena bentuk badan juga masih sama dengan rata-rata teman seumuran. Sampai dimasa kuliah saya tau berat badan teman-teman seumuran yang saya pikir sama dengan saya ternyata berbeda, namun saya tak pernah ambil perduli sampai berat badan saya up to 56kg dengan tinggi 158, tergolong cukup berisi, sebabnya karna anak kuliah kebanyakan makan diluar dan jajan, disitu saya mulai insecure karna baju jadi mulai terasa sempit, cepat capek, gerah, dan tidak leluasa bergerak kemana-mana. Tapi saya tetap tidak memilih jalan diet, karna saya susah untuk tidak makan jika saya ingin makan. Saya sering membaca tentang NLP atau Neuro Linguistik Program yang lagi booming disaat itu, kurang lebih mengenai ilmu mengendalikan alam bawah sadar kita mengenai hal apapun, bahkan ada sub ilmunya yang mempelajari diet dengan mengatur alam bawah sadar kita. Entah secara langsung atau tidak saya mempraktekkannya, yang jelas berat badan turun hingga 53kg, tidak signifikan mungkin, tapi lebih baik. Hingga entah sejak kapan dan pengaruh apa, nafsu makan sering naik dan turun secara fluktuatif mungkin juga ditambah dengan stress dan beban pikiran juga kecapean dengan kegiatan sehari-hari. Kadang pengen makan, lebih seringnya enggak, bahkan tetep gak nafsu meski itu makanan enak, mahal atau kesukaan, paling dicicip seadanya. Tapi kalau lagi pengen makan, semua bakal dimakan. Bersyukur juga dengan rejeki tersebut, hingga sekarang berat badan 47kg, dan saya Bahagia. Bukan karena banyak yang muji dan mendengar orang juga ingin seperti itu, bukan juga karena kurus itu cantik. i'm not that kind people. Bukan juga karena sehat, saya masih jauh dari gaya hidup sehat. Saya bahagia karna saya Bahagia. Bahagia karena bebas bergerak, bahagia karena bisa pake baju apa aja tanpa harus khawatir ada bagian-bagian yang menonjol, bahagia karena gak cepat gerah, bahagia karena begini ternyata lebih membahagiakan.
Sejak saat itu, saya pernah merasakan dibeberapa angka berat badan dan ini yang paling membahagiakan, karena itu saya memilih kurus. So, pilih apa yang membuatmu bahagia. Silahkan memilih gemuk atau berisi jika itu membahagiakan. Silahkan memilih kurus jika alasannya sama dengan saya. Kalau bisa, kedua-dua pilihan tersebut diikuti dengan pola hidup dan makan yang sehat (semoga kita bisa!). Dan yang jelas, cantik itu bukan kurus, cantik itu gak harus badannya kaya model, yang saya tau, Cantik itu apa yang bisa membuat kita Bahagia, That's It.